Pendahuluan
Sebelum kita masuk pada
ulasan mengenai film linimassa, mari kita mengulas sedikit mengenai media
sosial atau dalam Bahasa Inggrisnya social media. Pada zaman modern seperti ini
terdapat banyak sekali social media dan penggunanya seperti yang sering kita
dengar bahkan mungkin kita gunakan sendiri yaitu twitter dan facebook. Sebelum
kita bahas lebih dalam mengenai social media, mari kita memahami terlebih
dahulu arti dari social media itu sendiri. Social media adalah sebuah media online,
dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial,
wiki, forum dan dunia virtual. Dan kegunaan dari social media
sangatlah banyak dan contoh-contoh kegunaannya dalam dunia nyata dapat kita
ketahui melalui ulasan film linimassa dibawah ini. Dan social media sendiri
memiliki beberapa ciri, yaitu :
- Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
- Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
- Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
- Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi
Ulasan Film Linimassa 1
Bangsa
Indonesia terdiri dari 60.000 desa, dengan jumlah penduduk 220 juta orang.
Pengguna internet ataupun social media sendiri sangat banyak. Seperti facebook,
pengguna facebook di Indonesia sendiri telah mencapai 30,1 juta orang. Karena
jumlahnya yang banyak itu maka Indonesia menjadi negara kedua di dunia sebagai
pengguna facebook terbesar atau terbanyak. Dan twitter, Indonesia dinobatkan
sebagai negara nomor tiga di Asia dengan pengguna twitter terbanyak yaitu 6,2
juta pengguna dan aktivitas twitter itu sendiri sekitar 20,8% dan persentase
itu mengalahkan Brazil dan Amerika, aktivitas twitter di Brazil hanya sekitar
20,5% sedangkan Amerika 11.9%. Dan hingga saat ini pengguna internet ada
sekitar 45 juta orang dan Blogger Indonesia terdapat 2,7 juta. Bahkan pengguna
handphone sendiri ada 150-180 juta orang. Dari data-data yang telah disebutkan
di atas tadi, kita dapat menyimpulkan bahwa Indonesia sudah cukup maju dan
paham mengenai internet khususnya social media sendiri. Dan alasan utama dari
cukup baiknya perkembangan social media adalah karena faktor sosial, yaitu para
penggunanya ingin menjadi eksis, mengekspresikan diri mereka, dan bergaul.
Persebaran
penggunaan social media sendiri sudah cukup merata, mulai dari kalangan
menengah keatas hingga kalangan menengah kebawah sendiri. Seperti contohnya
Bapak Harrybdi atau yang lebih dikenal dengan panggilan Harry Van Yogya, ia
adalah salah seorang tukang becak di Jogja yang sudah menggunakan social media
dengan sangat baik dan untuk melakukan hal-hal positif dan menguntungkan. Ia
menggunakan facebook dan friendster untuk mempromosikan layanannya seperti
menjadi tour guide untuk para wisatawan mancanegara, mencarikan hotel untuk
mereka, dan mengantar mereka ke obyek-obyek wisata di Jogja dengan menggunakan
becaknya itu. Dan dari promosi layanannya di facebook dan friendster itu
akhirnya ia mendapatkan banyak client dari dalam maupun luar negeri. Ia selalu
menyempatkan waktu untuk terus belajar mengenai social media dan terus
mengupdate social medianya di tengah-tengah kesibukannya yang sangat padat itu,
ia tidak hanya bekerja untuk menafkahi anak-anaknya, ia juga merupakan single
parents yang selalu mengerjakan segala pekerjaan rumah tanpa lelah dan tanpa
mengeluh sedikitpun. Ia melakukan segala tugas itu seorang diri sejak 2006,
karena istrinya meninggal pada gempa bumi yang terjadi di Jogja 6 tahun silam.
Dari kisah hidup Bapak Harry Van Yogya ini kita dapat melihat begitu besarnya
peran social media dalam kehidupan kita jika kita bisa dan mau untuk
memanfaatkannya.
Selain
Bapak Harry Van Yogya ada juga Mas Blontank Poer yang turut menggunakan
social media dengan sangat baik. Mas Blontank Poer ini ikut bergabung sebuah
komunitas blogger Solo yang bernama Bengawan Blogger Community. Komunitas
ini dinamai Bengawan karena keinginan para anggotanya untuk membuka situs
secara bebas, tidak hanya untuk kalangan murid atau perguruan tinggi saja tapi
untuk smua kalangan termasuk para penyandang cacat. Sehingga diberilah nama
yang netral yaitu Bengawan, seperti nama sebuah sungai yang ada di sana. Dalam Bengawan Blogger Community ini para
anggotanya diajar banyak hal mengenai dunia Teknologi Komunikasi dan Informasi
atau yang lebih sering disebut dengan TIK. Dalam komunitas ini diajarkan
bagaimana mengoprasikan komputer dan menggunakan social media yang ada di
internet, seperti Anto Darmanto, ia adalah penyandang cacat kaki namun ia
memiliki kemauan yang sangat besar untuk belajar terutama tentang blogging dan
design. Di dalam komunitas ini banyak sekali teman-teman lain yang dengan
sangat sabar mengajarinya. Hingga saat ini ia sudah menguasai blogging dan
pendesainan menggunakan Photoshop dan CorelDraw. Selain itu ada juga seorang
atlet bernama Tini Ismawati, ia diberi kesempatan oleh pemerintah untuk
bekerja. Dan ia mau diajar dan mau belajar dengan teman-teman di sana hingga
akhirnya ia bisa mengkopi, meng-save dan membuka file dalam komputer.Dan
menurut saya gerakan dari komunitas-komunitas sejenis ini lah yang membuat
perkembangan mengenai TIK terutama social media menjadi berkembang dengan
sangat cepat dan hal ini juga akan menguntungkan Negara Indonesia sendiri maka
dari itu seharusnya pemerintah memperhatikan komunitas-komunitas seperti ini
dan memfasilitasinya sehingga menciptakan para penerus bangsa yang jauh lebih
berwawasan dan berkualitas.
Onno W Purbo yang merupakan
ICT watch advisor berkeinginan untuk melihat 240.000 sekolah yang ada Indonesia
memakai internet dan 46.5 juta anak Indonesia memakai internet serta menulis
blog tentang kotanya masing-masing. Sehingga
kita bisa mempunyai 46.5 juta halaman blog per bulannya.
Menurut Sammy Pangerapan
dari Indonesia Internet Service Provider Association, fungsi internet merupakan
hal terindah karena itu bisa mempermudah mereka berbisnis, berkoneksi, bahkan
untuk menambah ilmu pengetahuan. Hal-hal positif itulah yang harus ditonjolkan
dari pada sisi negatifnya.
Organisasi Blood For Life
juga telah menggunakan fasilitas sosial media yang ada dengan sangat baik
sehingga organisasi ini telah menyelamatkan begitu banyak nyawa manusia.
Organisasi Blood For Life ini memfasilitasi dan mempermudah para pendonor darah
dan para orang-orang yang membutuhkan darah untuk dapat bertemu dan saling
membantu. Organisasi ini menggunakan banyak sekali social media, yaitu :
twitter, bbm, telepon, sms, dll. Hal ini semakin mempermudah para pendonor
darah bertemu dengan orang yang membutuhkan darah mereka dengan segera. Dan
organisasi seperti ini harus terus dipertahankan bahkan terus ditambah agar
semakin banyak orang tertolong karena tetesan darah kita.
Social
media ternyata memiliki dua dampak dalam kehidupan kita, sama seperti yang
dialami oleh seorang ibu yang bernama Prita Mulyasari. Ibu Prita ini mengalami
dua dampak dari social media itu sendiri, yang pertama ia alami adalah dampak
negatifnya, ia dianggap telah mencemarkan nama baik dari salah satu rumah sakit
swasta di kawasan Tangerang dan ia dituntut oleh hokum ITE karena ulahnya yang
mengeluhkan ketidakpuasannya terhadap rumah sakit itu dan ia tuliskan di email
dan surat pembaca. Dan karena tindakannya itu pula, Prita di jatuhi hukuman
penjara tiga minggu dan harus membayarkan denda 204 juta rupiah. Tetapi karena
masalah itu, Prita juga merasakan dampak positif dari social media. Ternyata
tanpa sepengetahuannya, rakyat Indonesia yang peduli dan merasa memiliki solideritas
tinggi terhadap masalah Prita ini menggalangkan aksi “koin untuk Prita” dan
segala informasi mengenai aksi ini disebar luaskan melalui dunia maya. Dan
Prita sendiri mengungkapkan bahwa bantuan terbesar datangnya dari dunia maya
(social media). Dan dukungan yang Prita terima ternyata berasal dari segala
kalangan termasuk anak-anak kecil, mereka menjadi relawan kecil yang turut
menyisihkan uang saku mereka untuk membantu Prita agar bebas dari hukumannya
itu. Dan benar adanya, Prita bebas karena bantuan dari masyarakat dari seluruh
penjuru Indonesia yang mengerti kasusnya melalui informasi yang disebarkan
melalui dunia maya dan para relawan yang bersedia meluang waktu dan tenaganya
untuk mengupdate informasi-informasi bahkan turut menghitung smua koin yang
dikumpulkan untuk Prita. Dari kisah Prita ini kita dapat mengetahui bahwa
dampak dari social media itu sangat besar, maka dari itu kita harus bijak
menggunakan fasilitas sosial media yang ada.
Kasus
lainnya yang memiliki hubungan erat dengan social media adalah kasus dari dua
orang anggota KPK yaitu Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah yang
terjadi pada tahun 2009 lalu. Mereka di tahan atas tuduhan penyalahgunaan atau
penyelewengan wewenang serta menerima suap. Masyarakat menuding bahwa ada
otoritas politik dan kepolisian di balik masalah tersebut. Dan dengan adanya
kasus ini, masyarakat turut melakukan dukungan terhadap Bibit-Chandra yang
mereka aggap tidak bersalah melalui social media, yaitu facebook. Dukungan
masyarakat pun sangat luar biasa, tidak hanya dibuktikan melalui facebook
bahkan mereka menunjukan dukunganya itu sampai ke jalanan hingga sebelum kasus
ini masuk ke rana hukum atau pengadilan. Bibit sendiri menerbitkan bukunya yang
berjudul “Go to Hell Corruptors”, dan buku itu diterima baik di masyarakat dan
mendapat dukungan dari para fecebookers.
Dukungan dari para facebookers diawali oleh Uman Yasmin dari Bengkulu yang
memasukan program itu kedalam facebook. Dan hanya dalam hitungan hari yaitu 9
hari, 1 juta facebookers pun di dapat dan itu menunjukan bahwa target yang di
targetkan itu tercapai. Kebanyakan facebookers yang ikut mendukung aksi ini
adalah orang-orang atau masyarakat di luar sana yang telah muak merasakan
begitu banyaknya kasus korupsi di Indonesia. Dari kasus Bibit-Chandra ini kita
bisa mengerti bahwa persebaran berita melalui social media begitu cepat dan
kebanyakan akan membuahkan hasil yang positif. Dari social media juga kita bisa
mendapatkan begitu banyak dukungan dari masa ataupun masyarakat dalam berbagai
hal atau masalah.
Fungsi social media di
masyarakat sangat banyak dan beragam, seperti contohnya dalam aplikasi di aspek
kehidupan seperti menolong korban bencana alam, dll. Hal ini sudah di lakukan
beberapa tahun silam pada kejadian bencana alam di Jawa Tengah, yaitu saat
Gunung Merapi meletus. Akibat bencana alam ini, masyarakat sekitar Gunung
Merapi menjadi kehilangan segalanya, mereka kehilangan harta bendanya,
kehilangan sanak saudaranya, kehilangan lahan untuk mencari nafkah, dan bahkan
untuk berteduh saja mereka sudah tidak memiliki tempat lagi. Kondisi mereka pun
sangat mengkhawatirkan dan mereka sangat membutuhkan pertolongan. Dan peran
social media, khususnya twitter sangat bermanfaat dan berperan pada usaha
pertolongan dari masyarakat pada bencana alam ini. Pada saat itu ada seorang
pria yang memiliki account twitter dan melalui account twitternya itu ia
menyebarkan informasi-informasi mengenai bencana alam gunung meletus ini,
termasuk informasi mengenai evakuasi terhadap korban dan lainnya. Akibat
informasinya melalui twitter itu tak lama kemudian bala bantuan datang, tim
evakuasi terus berdatangan dan membantu proses evakuasi di tempat kejadian
bencana alam. Selain membahas mengenai proses evakuasi, pria itu juga
menyebarkan informasi mengenai kacau balaunya tempat pengungsian dan logistic
yang ada di sana. Dan melalui informasi itu juga, akhirnya terbentuklah gerakan
nasi bungkus. Gerakan nasi bungkus ini bertujuan untuk memberi bantuan makanan
kepada para korban bencana alam agar tetap dapat bertahan hidup. Selain pria
itu ada juga seorang gadis muda yang juga seorang pengguna twitter yang ikut
terlibat dalam membantu para korban bencana alam gunung meletus itu. Hingga
akhirnya berita mengenai bencana alam gunung meletus itu terus menyebar dan
membuat banyak sekali orang yang berminat untuk membantu dan menjadi relawan di
sana. Dan untuk mempermudah para calon relawan, dibuatlah formulir online dan
URLnya yang disebarluaskan melalui twitter. Sehingga siapa pun yang berminat
bisa langsung mendaftar dan mengaksesnya dengan mudah melalui twitter. Dan yang
sangat menakjubkan adalah baru 5 menit formulir itu disebarluaskan sudah ada 25
orang yang mendaftarkan diri untuk menjadi relawan dan setelah 30 menit sudah
ada 100 orang yang mendaftar dan jumlah pendaftar terus meningkat dengan
berjalannya waktu. Dari kisah mengenai bencana alam ini kita dapat melihat
begitu canggihnya teknologi di social media kita saat ini sehingga dapat
mempermudah kerja kita sendiri.
Dari semua kisah diatas
kita dapat menyimpulkan bahwa social media di Indonesia sudah cukup berkembang
dan sudah cukup baik dimanfaatkan oleh masyarakatnya sehingga sangat berguna
untuk kehidupan masyarakat Indonesia sendiri. Namun kita tidak boleh berbangga
diri, kita harus terus mengembangkannya demi terciptanya Indonesia yang semakin
baik dan semakin berkembang. Dan kita harus tetap menjadi masyarakat yang
bijaksana dalam menggunakan social media yang ada agar tidak berimbas negatif
kepada diri kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar