Rabu, 16 Januari 2013

Ringkasan Film #Linimassa 1 - Social Media


Pendahuluan
Sebelum kita masuk pada ulasan mengenai film linimassa, mari kita mengulas sedikit mengenai media sosial atau dalam Bahasa Inggrisnya social media. Pada zaman modern seperti ini terdapat banyak sekali social media dan penggunanya seperti yang sering kita dengar bahkan mungkin kita gunakan sendiri yaitu twitter dan facebook. Sebelum kita bahas lebih dalam mengenai social media, mari kita memahami terlebih dahulu arti dari social media itu sendiri. Social media adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Dan kegunaan dari social media sangatlah banyak dan contoh-contoh kegunaannya dalam dunia nyata dapat kita ketahui melalui ulasan film linimassa dibawah ini. Dan social media sendiri memiliki beberapa ciri, yaitu :
  • Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
  • Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
  • Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
  • Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi

Ulasan Film Linimassa 1
Bangsa Indonesia terdiri dari 60.000 desa, dengan jumlah penduduk 220 juta orang. Pengguna internet ataupun social media sendiri sangat banyak. Seperti facebook, pengguna facebook di Indonesia sendiri telah mencapai 30,1 juta orang. Karena jumlahnya yang banyak itu maka Indonesia menjadi negara kedua di dunia sebagai pengguna facebook terbesar atau terbanyak. Dan twitter, Indonesia dinobatkan sebagai negara nomor tiga di Asia dengan pengguna twitter terbanyak yaitu 6,2 juta pengguna dan aktivitas twitter itu sendiri sekitar 20,8% dan persentase itu mengalahkan Brazil dan Amerika, aktivitas twitter di Brazil hanya sekitar 20,5% sedangkan Amerika 11.9%. Dan hingga saat ini pengguna internet ada sekitar 45 juta orang dan Blogger Indonesia terdapat 2,7 juta. Bahkan pengguna handphone sendiri ada 150-180 juta orang. Dari data-data yang telah disebutkan di atas tadi, kita dapat menyimpulkan bahwa Indonesia sudah cukup maju dan paham mengenai internet khususnya social media sendiri. Dan alasan utama dari cukup baiknya perkembangan social media adalah karena faktor sosial, yaitu para penggunanya ingin menjadi eksis, mengekspresikan diri mereka, dan bergaul.
Persebaran penggunaan social media sendiri sudah cukup merata, mulai dari kalangan menengah keatas hingga kalangan menengah kebawah sendiri. Seperti contohnya Bapak Harrybdi atau yang lebih dikenal dengan panggilan Harry Van Yogya, ia adalah salah seorang tukang becak di Jogja yang sudah menggunakan social media dengan sangat baik dan untuk melakukan hal-hal positif dan menguntungkan. Ia menggunakan facebook dan friendster untuk mempromosikan layanannya seperti menjadi tour guide untuk para wisatawan mancanegara, mencarikan hotel untuk mereka, dan mengantar mereka ke obyek-obyek wisata di Jogja dengan menggunakan becaknya itu. Dan dari promosi layanannya di facebook dan friendster itu akhirnya ia mendapatkan banyak client  dari dalam maupun luar negeri. Ia selalu menyempatkan waktu untuk terus belajar mengenai social media dan terus mengupdate social medianya di tengah-tengah kesibukannya yang sangat padat itu, ia tidak hanya bekerja untuk menafkahi anak-anaknya, ia juga merupakan single parents yang selalu mengerjakan segala pekerjaan rumah tanpa lelah dan tanpa mengeluh sedikitpun. Ia melakukan segala tugas itu seorang diri sejak 2006, karena istrinya meninggal pada gempa bumi yang terjadi di Jogja 6 tahun silam. Dari kisah hidup Bapak Harry Van Yogya ini kita dapat melihat begitu besarnya peran social media dalam kehidupan kita jika kita bisa dan mau untuk memanfaatkannya.
Selain Bapak Harry Van Yogya ada juga Mas Blontank Poer yang turut menggunakan social media dengan sangat baik. Mas Blontank Poer ini ikut bergabung sebuah komunitas blogger Solo yang bernama Bengawan Blogger Community. Komunitas ini dinamai Bengawan karena keinginan para anggotanya untuk membuka situs secara bebas, tidak hanya untuk kalangan murid atau perguruan tinggi saja tapi untuk smua kalangan termasuk para penyandang cacat. Sehingga diberilah nama yang netral yaitu Bengawan, seperti nama sebuah sungai yang ada di sana. Dalam  Bengawan Blogger Community ini para anggotanya diajar banyak hal mengenai dunia Teknologi Komunikasi dan Informasi atau yang lebih sering disebut dengan TIK. Dalam komunitas ini diajarkan bagaimana mengoprasikan komputer dan menggunakan social media yang ada di internet, seperti Anto Darmanto, ia adalah penyandang cacat kaki namun ia memiliki kemauan yang sangat besar untuk belajar terutama tentang blogging dan design. Di dalam komunitas ini banyak sekali teman-teman lain yang dengan sangat sabar mengajarinya. Hingga saat ini ia sudah menguasai blogging dan pendesainan menggunakan Photoshop dan CorelDraw. Selain itu ada juga seorang atlet bernama Tini Ismawati, ia diberi kesempatan oleh pemerintah untuk bekerja. Dan ia mau diajar dan mau belajar dengan teman-teman di sana hingga akhirnya ia bisa mengkopi, meng-save dan membuka file dalam komputer.Dan menurut saya gerakan dari komunitas-komunitas sejenis ini lah yang membuat perkembangan mengenai TIK terutama social media menjadi berkembang dengan sangat cepat dan hal ini juga akan menguntungkan Negara Indonesia sendiri maka dari itu seharusnya pemerintah memperhatikan komunitas-komunitas seperti ini dan memfasilitasinya sehingga menciptakan para penerus bangsa yang jauh lebih berwawasan dan berkualitas.
Onno W Purbo yang merupakan ICT watch advisor berkeinginan untuk melihat 240.000 sekolah yang ada Indonesia memakai internet dan 46.5 juta anak Indonesia memakai internet serta menulis blog tentang kotanya masing-masing. Sehingga  kita bisa mempunyai 46.5 juta halaman blog per bulannya.
Menurut Sammy Pangerapan dari Indonesia Internet Service Provider Association, fungsi internet merupakan hal terindah karena itu bisa mempermudah mereka berbisnis, berkoneksi, bahkan untuk menambah ilmu pengetahuan. Hal-hal positif itulah yang harus ditonjolkan dari pada sisi negatifnya.
Organisasi Blood For Life juga telah menggunakan fasilitas sosial media yang ada dengan sangat baik sehingga organisasi ini telah menyelamatkan begitu banyak nyawa manusia. Organisasi Blood For Life ini memfasilitasi dan mempermudah para pendonor darah dan para orang-orang yang membutuhkan darah untuk dapat bertemu dan saling membantu. Organisasi ini menggunakan banyak sekali social media, yaitu : twitter, bbm, telepon, sms, dll. Hal ini semakin mempermudah para pendonor darah bertemu dengan orang yang membutuhkan darah mereka dengan segera. Dan organisasi seperti ini harus terus dipertahankan bahkan terus ditambah agar semakin banyak orang tertolong karena tetesan darah kita.
Social media ternyata memiliki dua dampak dalam kehidupan kita, sama seperti yang dialami oleh seorang ibu yang bernama Prita Mulyasari. Ibu Prita ini mengalami dua dampak dari social media itu sendiri, yang pertama ia alami adalah dampak negatifnya, ia dianggap telah mencemarkan nama baik dari salah satu rumah sakit swasta di kawasan Tangerang dan ia dituntut oleh hokum ITE karena ulahnya yang mengeluhkan ketidakpuasannya terhadap rumah sakit itu dan ia tuliskan di email dan surat pembaca. Dan karena tindakannya itu pula, Prita di jatuhi hukuman penjara tiga minggu dan harus membayarkan denda 204 juta rupiah. Tetapi karena masalah itu, Prita juga merasakan dampak positif dari social media. Ternyata tanpa sepengetahuannya, rakyat Indonesia yang peduli dan merasa memiliki solideritas tinggi terhadap masalah Prita ini menggalangkan aksi “koin untuk Prita” dan segala informasi mengenai aksi ini disebar luaskan melalui dunia maya. Dan Prita sendiri mengungkapkan bahwa bantuan terbesar datangnya dari dunia maya (social media). Dan dukungan yang Prita terima ternyata berasal dari segala kalangan termasuk anak-anak kecil, mereka menjadi relawan kecil yang turut menyisihkan uang saku mereka untuk membantu Prita agar bebas dari hukumannya itu. Dan benar adanya, Prita bebas karena bantuan dari masyarakat dari seluruh penjuru Indonesia yang mengerti kasusnya melalui informasi yang disebarkan melalui dunia maya dan para relawan yang bersedia meluang waktu dan tenaganya untuk mengupdate informasi-informasi bahkan turut menghitung smua koin yang dikumpulkan untuk Prita. Dari kisah Prita ini kita dapat mengetahui bahwa dampak dari social media itu sangat besar, maka dari itu kita harus bijak menggunakan fasilitas sosial media yang ada.
Kasus lainnya yang memiliki hubungan erat dengan social media adalah kasus dari dua orang anggota KPK yaitu Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah yang terjadi pada tahun 2009 lalu. Mereka di tahan atas tuduhan penyalahgunaan atau penyelewengan wewenang serta menerima suap. Masyarakat menuding bahwa ada otoritas politik dan kepolisian di balik masalah tersebut. Dan dengan adanya kasus ini, masyarakat turut melakukan dukungan terhadap Bibit-Chandra yang mereka aggap tidak bersalah melalui social media, yaitu facebook. Dukungan masyarakat pun sangat luar biasa, tidak hanya dibuktikan melalui facebook bahkan mereka menunjukan dukunganya itu sampai ke jalanan hingga sebelum kasus ini masuk ke rana hukum atau pengadilan. Bibit sendiri menerbitkan bukunya yang berjudul “Go to Hell Corruptors”, dan buku itu diterima baik di masyarakat dan mendapat  dukungan dari para fecebookers. Dukungan dari para facebookers diawali oleh Uman Yasmin dari Bengkulu yang memasukan program itu kedalam facebook. Dan hanya dalam hitungan hari yaitu 9 hari, 1 juta facebookers pun di dapat dan itu menunjukan bahwa target yang di targetkan itu tercapai. Kebanyakan facebookers yang ikut mendukung aksi ini adalah orang-orang atau masyarakat di luar sana yang telah muak merasakan begitu banyaknya kasus korupsi di Indonesia. Dari kasus Bibit-Chandra ini kita bisa mengerti bahwa persebaran berita melalui social media begitu cepat dan kebanyakan akan membuahkan hasil yang positif. Dari social media juga kita bisa mendapatkan begitu banyak dukungan dari masa ataupun masyarakat dalam berbagai hal atau masalah.
Fungsi social media di masyarakat sangat banyak dan beragam, seperti contohnya dalam aplikasi di aspek kehidupan seperti menolong korban bencana alam, dll. Hal ini sudah di lakukan beberapa tahun silam pada kejadian bencana alam di Jawa Tengah, yaitu saat Gunung Merapi meletus. Akibat bencana alam ini, masyarakat sekitar Gunung Merapi menjadi kehilangan segalanya, mereka kehilangan harta bendanya, kehilangan sanak saudaranya, kehilangan lahan untuk mencari nafkah, dan bahkan untuk berteduh saja mereka sudah tidak memiliki tempat lagi. Kondisi mereka pun sangat mengkhawatirkan dan mereka sangat membutuhkan pertolongan. Dan peran social media, khususnya twitter sangat bermanfaat dan berperan pada usaha pertolongan dari masyarakat pada bencana alam ini. Pada saat itu ada seorang pria yang memiliki account twitter dan melalui account twitternya itu ia menyebarkan informasi-informasi mengenai bencana alam gunung meletus ini, termasuk informasi mengenai evakuasi terhadap korban dan lainnya. Akibat informasinya melalui twitter itu tak lama kemudian bala bantuan datang, tim evakuasi terus berdatangan dan membantu proses evakuasi di tempat kejadian bencana alam. Selain membahas mengenai proses evakuasi, pria itu juga menyebarkan informasi mengenai kacau balaunya tempat pengungsian dan logistic yang ada di sana. Dan melalui informasi itu juga, akhirnya terbentuklah gerakan nasi bungkus. Gerakan nasi bungkus ini bertujuan untuk memberi bantuan makanan kepada para korban bencana alam agar tetap dapat bertahan hidup. Selain pria itu ada juga seorang gadis muda yang juga seorang pengguna twitter yang ikut terlibat dalam membantu para korban bencana alam gunung meletus itu. Hingga akhirnya berita mengenai bencana alam gunung meletus itu terus menyebar dan membuat banyak sekali orang yang berminat untuk membantu dan menjadi relawan di sana. Dan untuk mempermudah para calon relawan, dibuatlah formulir online dan URLnya yang disebarluaskan melalui twitter. Sehingga siapa pun yang berminat bisa langsung mendaftar dan mengaksesnya dengan mudah melalui twitter. Dan yang sangat menakjubkan adalah baru 5 menit formulir itu disebarluaskan sudah ada 25 orang yang mendaftarkan diri untuk menjadi relawan dan setelah 30 menit sudah ada 100 orang yang mendaftar dan jumlah pendaftar terus meningkat dengan berjalannya waktu. Dari kisah mengenai bencana alam ini kita dapat melihat begitu canggihnya teknologi di social media kita saat ini sehingga dapat mempermudah kerja kita sendiri.
 
Dari semua kisah diatas kita dapat menyimpulkan bahwa social media di Indonesia sudah cukup berkembang dan sudah cukup baik dimanfaatkan oleh masyarakatnya sehingga sangat berguna untuk kehidupan masyarakat Indonesia sendiri. Namun kita tidak boleh berbangga diri, kita harus terus mengembangkannya demi terciptanya Indonesia yang semakin baik dan semakin berkembang. Dan kita harus tetap menjadi masyarakat yang bijaksana dalam menggunakan social media yang ada agar tidak berimbas negatif kepada diri kita sendiri.

Rabu, 16 Januari 2013

Ringkasan Film #Linimassa 1 - Social Media


Pendahuluan
Sebelum kita masuk pada ulasan mengenai film linimassa, mari kita mengulas sedikit mengenai media sosial atau dalam Bahasa Inggrisnya social media. Pada zaman modern seperti ini terdapat banyak sekali social media dan penggunanya seperti yang sering kita dengar bahkan mungkin kita gunakan sendiri yaitu twitter dan facebook. Sebelum kita bahas lebih dalam mengenai social media, mari kita memahami terlebih dahulu arti dari social media itu sendiri. Social media adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Dan kegunaan dari social media sangatlah banyak dan contoh-contoh kegunaannya dalam dunia nyata dapat kita ketahui melalui ulasan film linimassa dibawah ini. Dan social media sendiri memiliki beberapa ciri, yaitu :
  • Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
  • Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
  • Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
  • Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi

Ulasan Film Linimassa 1
Bangsa Indonesia terdiri dari 60.000 desa, dengan jumlah penduduk 220 juta orang. Pengguna internet ataupun social media sendiri sangat banyak. Seperti facebook, pengguna facebook di Indonesia sendiri telah mencapai 30,1 juta orang. Karena jumlahnya yang banyak itu maka Indonesia menjadi negara kedua di dunia sebagai pengguna facebook terbesar atau terbanyak. Dan twitter, Indonesia dinobatkan sebagai negara nomor tiga di Asia dengan pengguna twitter terbanyak yaitu 6,2 juta pengguna dan aktivitas twitter itu sendiri sekitar 20,8% dan persentase itu mengalahkan Brazil dan Amerika, aktivitas twitter di Brazil hanya sekitar 20,5% sedangkan Amerika 11.9%. Dan hingga saat ini pengguna internet ada sekitar 45 juta orang dan Blogger Indonesia terdapat 2,7 juta. Bahkan pengguna handphone sendiri ada 150-180 juta orang. Dari data-data yang telah disebutkan di atas tadi, kita dapat menyimpulkan bahwa Indonesia sudah cukup maju dan paham mengenai internet khususnya social media sendiri. Dan alasan utama dari cukup baiknya perkembangan social media adalah karena faktor sosial, yaitu para penggunanya ingin menjadi eksis, mengekspresikan diri mereka, dan bergaul.
Persebaran penggunaan social media sendiri sudah cukup merata, mulai dari kalangan menengah keatas hingga kalangan menengah kebawah sendiri. Seperti contohnya Bapak Harrybdi atau yang lebih dikenal dengan panggilan Harry Van Yogya, ia adalah salah seorang tukang becak di Jogja yang sudah menggunakan social media dengan sangat baik dan untuk melakukan hal-hal positif dan menguntungkan. Ia menggunakan facebook dan friendster untuk mempromosikan layanannya seperti menjadi tour guide untuk para wisatawan mancanegara, mencarikan hotel untuk mereka, dan mengantar mereka ke obyek-obyek wisata di Jogja dengan menggunakan becaknya itu. Dan dari promosi layanannya di facebook dan friendster itu akhirnya ia mendapatkan banyak client  dari dalam maupun luar negeri. Ia selalu menyempatkan waktu untuk terus belajar mengenai social media dan terus mengupdate social medianya di tengah-tengah kesibukannya yang sangat padat itu, ia tidak hanya bekerja untuk menafkahi anak-anaknya, ia juga merupakan single parents yang selalu mengerjakan segala pekerjaan rumah tanpa lelah dan tanpa mengeluh sedikitpun. Ia melakukan segala tugas itu seorang diri sejak 2006, karena istrinya meninggal pada gempa bumi yang terjadi di Jogja 6 tahun silam. Dari kisah hidup Bapak Harry Van Yogya ini kita dapat melihat begitu besarnya peran social media dalam kehidupan kita jika kita bisa dan mau untuk memanfaatkannya.
Selain Bapak Harry Van Yogya ada juga Mas Blontank Poer yang turut menggunakan social media dengan sangat baik. Mas Blontank Poer ini ikut bergabung sebuah komunitas blogger Solo yang bernama Bengawan Blogger Community. Komunitas ini dinamai Bengawan karena keinginan para anggotanya untuk membuka situs secara bebas, tidak hanya untuk kalangan murid atau perguruan tinggi saja tapi untuk smua kalangan termasuk para penyandang cacat. Sehingga diberilah nama yang netral yaitu Bengawan, seperti nama sebuah sungai yang ada di sana. Dalam  Bengawan Blogger Community ini para anggotanya diajar banyak hal mengenai dunia Teknologi Komunikasi dan Informasi atau yang lebih sering disebut dengan TIK. Dalam komunitas ini diajarkan bagaimana mengoprasikan komputer dan menggunakan social media yang ada di internet, seperti Anto Darmanto, ia adalah penyandang cacat kaki namun ia memiliki kemauan yang sangat besar untuk belajar terutama tentang blogging dan design. Di dalam komunitas ini banyak sekali teman-teman lain yang dengan sangat sabar mengajarinya. Hingga saat ini ia sudah menguasai blogging dan pendesainan menggunakan Photoshop dan CorelDraw. Selain itu ada juga seorang atlet bernama Tini Ismawati, ia diberi kesempatan oleh pemerintah untuk bekerja. Dan ia mau diajar dan mau belajar dengan teman-teman di sana hingga akhirnya ia bisa mengkopi, meng-save dan membuka file dalam komputer.Dan menurut saya gerakan dari komunitas-komunitas sejenis ini lah yang membuat perkembangan mengenai TIK terutama social media menjadi berkembang dengan sangat cepat dan hal ini juga akan menguntungkan Negara Indonesia sendiri maka dari itu seharusnya pemerintah memperhatikan komunitas-komunitas seperti ini dan memfasilitasinya sehingga menciptakan para penerus bangsa yang jauh lebih berwawasan dan berkualitas.
Onno W Purbo yang merupakan ICT watch advisor berkeinginan untuk melihat 240.000 sekolah yang ada Indonesia memakai internet dan 46.5 juta anak Indonesia memakai internet serta menulis blog tentang kotanya masing-masing. Sehingga  kita bisa mempunyai 46.5 juta halaman blog per bulannya.
Menurut Sammy Pangerapan dari Indonesia Internet Service Provider Association, fungsi internet merupakan hal terindah karena itu bisa mempermudah mereka berbisnis, berkoneksi, bahkan untuk menambah ilmu pengetahuan. Hal-hal positif itulah yang harus ditonjolkan dari pada sisi negatifnya.
Organisasi Blood For Life juga telah menggunakan fasilitas sosial media yang ada dengan sangat baik sehingga organisasi ini telah menyelamatkan begitu banyak nyawa manusia. Organisasi Blood For Life ini memfasilitasi dan mempermudah para pendonor darah dan para orang-orang yang membutuhkan darah untuk dapat bertemu dan saling membantu. Organisasi ini menggunakan banyak sekali social media, yaitu : twitter, bbm, telepon, sms, dll. Hal ini semakin mempermudah para pendonor darah bertemu dengan orang yang membutuhkan darah mereka dengan segera. Dan organisasi seperti ini harus terus dipertahankan bahkan terus ditambah agar semakin banyak orang tertolong karena tetesan darah kita.
Social media ternyata memiliki dua dampak dalam kehidupan kita, sama seperti yang dialami oleh seorang ibu yang bernama Prita Mulyasari. Ibu Prita ini mengalami dua dampak dari social media itu sendiri, yang pertama ia alami adalah dampak negatifnya, ia dianggap telah mencemarkan nama baik dari salah satu rumah sakit swasta di kawasan Tangerang dan ia dituntut oleh hokum ITE karena ulahnya yang mengeluhkan ketidakpuasannya terhadap rumah sakit itu dan ia tuliskan di email dan surat pembaca. Dan karena tindakannya itu pula, Prita di jatuhi hukuman penjara tiga minggu dan harus membayarkan denda 204 juta rupiah. Tetapi karena masalah itu, Prita juga merasakan dampak positif dari social media. Ternyata tanpa sepengetahuannya, rakyat Indonesia yang peduli dan merasa memiliki solideritas tinggi terhadap masalah Prita ini menggalangkan aksi “koin untuk Prita” dan segala informasi mengenai aksi ini disebar luaskan melalui dunia maya. Dan Prita sendiri mengungkapkan bahwa bantuan terbesar datangnya dari dunia maya (social media). Dan dukungan yang Prita terima ternyata berasal dari segala kalangan termasuk anak-anak kecil, mereka menjadi relawan kecil yang turut menyisihkan uang saku mereka untuk membantu Prita agar bebas dari hukumannya itu. Dan benar adanya, Prita bebas karena bantuan dari masyarakat dari seluruh penjuru Indonesia yang mengerti kasusnya melalui informasi yang disebarkan melalui dunia maya dan para relawan yang bersedia meluang waktu dan tenaganya untuk mengupdate informasi-informasi bahkan turut menghitung smua koin yang dikumpulkan untuk Prita. Dari kisah Prita ini kita dapat mengetahui bahwa dampak dari social media itu sangat besar, maka dari itu kita harus bijak menggunakan fasilitas sosial media yang ada.
Kasus lainnya yang memiliki hubungan erat dengan social media adalah kasus dari dua orang anggota KPK yaitu Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah yang terjadi pada tahun 2009 lalu. Mereka di tahan atas tuduhan penyalahgunaan atau penyelewengan wewenang serta menerima suap. Masyarakat menuding bahwa ada otoritas politik dan kepolisian di balik masalah tersebut. Dan dengan adanya kasus ini, masyarakat turut melakukan dukungan terhadap Bibit-Chandra yang mereka aggap tidak bersalah melalui social media, yaitu facebook. Dukungan masyarakat pun sangat luar biasa, tidak hanya dibuktikan melalui facebook bahkan mereka menunjukan dukunganya itu sampai ke jalanan hingga sebelum kasus ini masuk ke rana hukum atau pengadilan. Bibit sendiri menerbitkan bukunya yang berjudul “Go to Hell Corruptors”, dan buku itu diterima baik di masyarakat dan mendapat  dukungan dari para fecebookers. Dukungan dari para facebookers diawali oleh Uman Yasmin dari Bengkulu yang memasukan program itu kedalam facebook. Dan hanya dalam hitungan hari yaitu 9 hari, 1 juta facebookers pun di dapat dan itu menunjukan bahwa target yang di targetkan itu tercapai. Kebanyakan facebookers yang ikut mendukung aksi ini adalah orang-orang atau masyarakat di luar sana yang telah muak merasakan begitu banyaknya kasus korupsi di Indonesia. Dari kasus Bibit-Chandra ini kita bisa mengerti bahwa persebaran berita melalui social media begitu cepat dan kebanyakan akan membuahkan hasil yang positif. Dari social media juga kita bisa mendapatkan begitu banyak dukungan dari masa ataupun masyarakat dalam berbagai hal atau masalah.
Fungsi social media di masyarakat sangat banyak dan beragam, seperti contohnya dalam aplikasi di aspek kehidupan seperti menolong korban bencana alam, dll. Hal ini sudah di lakukan beberapa tahun silam pada kejadian bencana alam di Jawa Tengah, yaitu saat Gunung Merapi meletus. Akibat bencana alam ini, masyarakat sekitar Gunung Merapi menjadi kehilangan segalanya, mereka kehilangan harta bendanya, kehilangan sanak saudaranya, kehilangan lahan untuk mencari nafkah, dan bahkan untuk berteduh saja mereka sudah tidak memiliki tempat lagi. Kondisi mereka pun sangat mengkhawatirkan dan mereka sangat membutuhkan pertolongan. Dan peran social media, khususnya twitter sangat bermanfaat dan berperan pada usaha pertolongan dari masyarakat pada bencana alam ini. Pada saat itu ada seorang pria yang memiliki account twitter dan melalui account twitternya itu ia menyebarkan informasi-informasi mengenai bencana alam gunung meletus ini, termasuk informasi mengenai evakuasi terhadap korban dan lainnya. Akibat informasinya melalui twitter itu tak lama kemudian bala bantuan datang, tim evakuasi terus berdatangan dan membantu proses evakuasi di tempat kejadian bencana alam. Selain membahas mengenai proses evakuasi, pria itu juga menyebarkan informasi mengenai kacau balaunya tempat pengungsian dan logistic yang ada di sana. Dan melalui informasi itu juga, akhirnya terbentuklah gerakan nasi bungkus. Gerakan nasi bungkus ini bertujuan untuk memberi bantuan makanan kepada para korban bencana alam agar tetap dapat bertahan hidup. Selain pria itu ada juga seorang gadis muda yang juga seorang pengguna twitter yang ikut terlibat dalam membantu para korban bencana alam gunung meletus itu. Hingga akhirnya berita mengenai bencana alam gunung meletus itu terus menyebar dan membuat banyak sekali orang yang berminat untuk membantu dan menjadi relawan di sana. Dan untuk mempermudah para calon relawan, dibuatlah formulir online dan URLnya yang disebarluaskan melalui twitter. Sehingga siapa pun yang berminat bisa langsung mendaftar dan mengaksesnya dengan mudah melalui twitter. Dan yang sangat menakjubkan adalah baru 5 menit formulir itu disebarluaskan sudah ada 25 orang yang mendaftarkan diri untuk menjadi relawan dan setelah 30 menit sudah ada 100 orang yang mendaftar dan jumlah pendaftar terus meningkat dengan berjalannya waktu. Dari kisah mengenai bencana alam ini kita dapat melihat begitu canggihnya teknologi di social media kita saat ini sehingga dapat mempermudah kerja kita sendiri.
 
Dari semua kisah diatas kita dapat menyimpulkan bahwa social media di Indonesia sudah cukup berkembang dan sudah cukup baik dimanfaatkan oleh masyarakatnya sehingga sangat berguna untuk kehidupan masyarakat Indonesia sendiri. Namun kita tidak boleh berbangga diri, kita harus terus mengembangkannya demi terciptanya Indonesia yang semakin baik dan semakin berkembang. Dan kita harus tetap menjadi masyarakat yang bijaksana dalam menggunakan social media yang ada agar tidak berimbas negatif kepada diri kita sendiri.